Minggu, 07 Januari 2018

KAROMAH WALIYULLAH AGUNG NIPA DAN AGUNG SAIMAN/KYAI JEREJA (Desa Tamidung Kec. Batang Batang)

KAROMAH WALIYULLAH AGUNG NIPA DAN AGUNG SAIMAN BUJU' JEREJA (Desa Tamidung Kec. Batang Batang)



Pada waktu  zaman tempo dulu di kampung Togu Desa Tamidung hiduplah seorang Ulama yang cukup alim dan waro' serta sebagai seorang guru kepada para santri dari berbagai daerah ,yakni bernama Agung Nipa Cicit dari Ulama Besar dan pemimpin Ummat Amirun fi Biladi Songenep/ Adipati Sumenep yaitu Bindara Saod. Agung Nipa Sendiri Suka Bersedi kala itu Sang Waliyullah Agung Nipa melaksanakan semedi/bertapa di Pengunungan Pasuruan selama 41 hari 41 malam ,sang istri Ju' Koros mengutus santrinya untuk mencari beliau yang sedang bertapa karena bekal dan pakaian beliau sudah di predeksi habis dan sudah terlalu lama beliau bertapa dan perasaan cemas pun ada pada istri beliau.Santri pun melaksakan perintah dari istri Agung Nipa ,perjalanan pun di lalui oleh  santri tersebut dan sampailah disebuah pegunungan tepatnya di Pasuruan santri pun mengucapakan salam '' Assalamualaikum'' lalu Waliyullah Agung Nipa terkejut karena terdengar ada santri beliau yang mengucapkan salam lalu beliau pun menjawab '' Waalaikum Salam''.Keduanya pun bertemu dan Sang Waliyullah bertapa di ujung ilalang atau Nipa di tengah Hutan belantara pengunungan Pasuruan.Santri menyampaikan perintah dari Ju' Koros bahwasanya b eliau menyuruh sang Guru pulang ke Tanah Kelahirannya yakni Desa Tamidung. Sewaktu Agung Nipa melaksanakan semedi sang Istri juga bermunajat kepada Sang Pencipta dengan melaksakan puasa dan amalan amalan Ubudiyah  atau wiridan dengan menggunakan hitungan memakai biji asam/MAGHI' dan di buang ke Tanah dan izin Allah tanah tersebut muncul mata Air/ Sumber Air hingga tepat di malam terakhir beliau bermunajat dan maghi' tersebut di buang sumber air semakin besar dan pada akhirnya menjadi Waduk Nipa,dan pada saat ini masih bisa di rasakan oleh masyarakat kampung Togu Desa Tamidung Batang sebagai sarana mandi,mencuci dan irigasi pengairan sawah dan ladang.

Perjalanan pulang pun dilalui oleh sang Waliyullah bersama santrinya hingga sampailah di tanah kelahiran beliau yakni Tamidung.Rasa gembira pun di rasakan oleh keluarga dan para santri,para famili beliau,saudara saudaranya pun di undang untuk menyambut kedatangan beliau. Ada pun Saudaranya beliau yakni Agung Saiman Buju' Jereja, Nyai Surriyah Buju' Pancor dan Kyai Hali. Pertemuan 4 (Empat) Saudara pun berlangsung di kediaman beliau ,suasana hangat dan rasa gembira serta saling bertukar pikiran .Jamuan Jamuan pun berlangsung Agung Nipa Menyuruh Istrinya menyiapkan hidangan yang banyak dan mewah, Sang Istri pun terkejut karena waktu itu dalam keadaan tidak punya makanan yang mewah, sang istri pun menyampaikan hal tersebut kepada beliau lalu beliau memberi tanah untuk di taburkan ke Sawah dekat kediaman beliau, dengan izin Allah SWT tanah yang ditaburkan tersebut menjadi Ikan yang sangat banyak serta sawah tersebut penuh dengan ikan ikan dan menjadi BELENAN atau tempat memelihara Ikan. Ikan pun di tangkap dan dimasak oleh istri beliau lalu dihidangkan kepada para Tamu. Proses acara hidangan pun berlangsung rasa bahagia pun di rasakan oleh beliau dan para tamu ,Anehnya tulang tulang ikan tersebut disuruh kumpulkan kepada para tamu,pertanyaannya para tamu ''Untuk Apa tulang tulang ikan itu di kumpulkan'' ? lalu beliau menaburkan kembali tulang ikan tersebut ke Belenan, dengan Izin Allah tulang tersebut berubah menjadi ikan lagi. Masyallah Allahu Akbar !!!!

Proses Jamuan pun masih berlangsung para tamu pun mulai haus karena santapan hidangan yang sudah cukup kenyang, lalu terjadilah aduh Karomah/kesaktian antara Agung Nipa dan Agung Saiman .Keduanya saling berdebat dan memutuskan untuk unjuk kesaktian, kebetulan kediaman beliau dikelilingi pohon Kelapa jadi sebagai solusi mengatasi tamu yang sudah haus maka dengan Air Kelapa. Giliran Agung Saiman yang unjuk Karomah ,beliau salah satu saudara Agung Nipa yang memelihara Jangkrik/JANGREK dan hewan tersebut bisa di perintah oleh beliau, lalu Agung Saiman memerintahkan sang Jangkrik untuk memetik buah kelapa. Jangkik pun melaksanakan perintah sang Waliyullah mulai memanjat pohon kelapa ,buah tua,muda pun mulai diturunkan sehingga tamu pun merasakan bingun mau mengambil yang mana buah yang tua? apa yang sedang?apa yang muda sehingga merasa kesulitan. Sekarang Saatnya Sang Waliyullah yang Agung Hadratasy Syekh Agung Nipa unjuk karomah dan kesaktian, beliau hanya duduk duduk saja dengan santai dan hanya menunjuk pohon kelapa baik yang sebelah timur, barat, selatan dan utara dengan kuasa Allah SWT Pohon Kelapa pun merunduk kepada para tamu dari segala punjuru sehingga para tamu pun bebas mau mengambil yang mana buah tersebut dan tak perlu pindah dari tempat atau dengan kata lain tak perlu beranjak kemana mana untuk mengambil buah kelapa tersebut dan dengan sesuka hati para tamu.

Sungguh Karomah yang luar biasa !!!!!!!!!! Wallahu a'lam bis shawab

(ABD. WARITS Keturunan dari Agung Saiman/Kyai Jereja )


1 komentar:

Songenep tempo doeloe